Jumat, 13 September 2013

Pertempuran Bojongkokosan

Dalam menanggulangi intervensi tentara sekutu yang diboncengi kepentingan dan unsur penjajahan Belanda, maka timbul pertempuran pertempuran baik besar maupun kecil di seluruh Tanah Air kita dimana tentara sekutu bergerak dengan niatnya.

Diantaranya pertempuran – pertempuran sering terjadi di Parung kuda, yakni di kampung Bojongkokosan, berupa pertempuran penghadangan terhadap konvoi sekutu yang dilengkapi pengawalan yang cukup kuat, termasuk kendaraan lapis baja dan Tank.

Dari sekian banyak pertempuran yang terjadi di daerah ini, maka pertempuran yang terkenal merupakan peristiwa Bojongkokosan yang terjadi pada tanggal 9 Desember 1945 di sekitas jembatan kereta api Bojongkokosan. Semangat yang menyala – nyala dari dada pejuang proklamasi tidak menyebabkan patahnya moril menghadapi pasukan sekutu yang persenjataanya jauh lebih lengkap daripada kita, sekalipun dalam Perang Dunia II yang lalu mereka telah keluar sebagai pemenang.

Ketika itu para pemuda mendapatkan telepon dari Bogor, bahwa akan ada gerakan Gurkha ke arah Sukabumi. Oleh karena itu dilakukan persiapan – persiapan di daerah Bojongkokosan karena daerahnya yang ideal untuk dijadikan tempat pencegatan. Berita selanjutnya mengatakan bahwa  pasukan sekutu yang akan lewat terdiri dari 4 buah truck bermuatan tentara Gurkha.

Persenjataan para pejuang ketika itu terdiri dari granat tangan, botol berisi bensin, dan senjata senjata hasil rampasan dari tentara Jepang serta senjata lainnya. Diperkirakan ketika itu jumlah senjata sekitar 50 pucuk senjata api.

Kalau semula dikabarkan bahwa hanya ada 4 truk yang melewat, tidak demikian halnya. Mula mula hanya 2 truk yang dikawal oleh tank dari bagian belakang.

Serangan segera pula diluncurkan setelah berhasil membuat barikade. Tank yang terkepung kemudian mundur yang menyebabkan banyaknya truk terhalang perjalanannya. Melihat kekuatan musuh yang sedemikian besarnya itu tidaklah membuat para pejuang itu mundur, bahkan telah mempertebal semangat mereka untuk menghancurkan konvoi musuh. Di kala pertempuran berkecamuk tiba tiba seorang perwira sekutu dengan pipa dimulutnya tampak berteriak teriak memberi perintah dari atas tank. Tanpa ampun lagi perwira sekutu itu ditembak oleh pejuang kita dan terjungkal dari atas tank, sementara hujan turun dengan lebatnya.

Guna melepaskan diri dari kepungan itu, pihak musuh rupanya telah meminta bantuan udara. Tak lama kemudian pesawat terbang mereka mulai melepaskan tembakan . Disaat lawan dan kawan telah tercampur baur di medan laga, maka korban pun berjatuhan dari kedua belah pihak. Menurut perkiraan sekitar 18 tank musuh berhasil dihancurkan dalam pertempuran itu. Yang terlibat dalam pertempuran itu ternyata Speciale Troepen Inggeris. Keesekokan harinya pesawat terbang musuh kembali lagi dan menembaki daerah Cibadak serta daerah sepanjang jalan menuju Gekbrong.


Pertempuran di Bojongkokosan itu ternyata telah menggemparkan Inggeris dan tersebar dengan luas di surat kabar Inggeris pada tanggal 10 Desember 1945. Bahkan Parlemen Inggeris pernah meminta pertanggungjawaban Tentara Sekutu yang mampu melawan ‘Lasykar Rakyat Republik Indonesia. Sehingga seorang colonel Inggeris tewas dalam pertempuran itu.





Sumber: Diambil dari Buku 'Siliwangi. Dari Masa ke Masa" dengan beberapa perubahan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar